Review Novel Pulang Karya Tere Liye
Penulis: Tere Liye
Tebal: 404 halaman
Terbit: 16 September 2015 (Cetakan pertama)
Februari 2016 (Cetakan ketiga belas)
Penerbit: Republika
Harga: Rp. 65.000
***
"Aku tahu sekarang, lebih banyak luka di hati bapakku dibanding di tubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati Mamak dibanding di matanya."
Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit.
***
Bujang, seorang pria berumur 35 tahun, bekerja sebagai tukang pukul dan cendekiawan di keluarga Tong. Keluarga yang ditakuti oleh semua penduduk di Sumatera. 20 tahun yang lalu, sebuah kejadian membuat Bujang akhirnya bergabung dengan keluarga Tong. Sekarang, Bujang yang berusia 35 tahun sudah mendapat nama di dunia black economy, istilah yang digunakan untuk dunia ekonomi yang melegalkan bisnis yang sebenarnya ilegal.
Bujang suka mengintimidasi pihak lawannya dengan cara pintarnya walaupun tidak memakai kekerasan. Sejak pindahannya ke keluarga Tong, Bujang diperintahkan untuk menjadi orang pintar dan bukan menjadi tukang pukul, tapi tekadnya untuk belajar menjadi satu akhirnya diperbolehkan walau akhirnya jarang digunakan olehnya untuk melawan pihak oposisinya.
Sampai suatu hari, setelah kepulangannya dari suatu misi, seseorang membuat rencana yang dapat membuat keluarga Tong runtuh. Siapakah orang tersebut? Apa alasannya menghancurkan keluarga Tong? Buku ini membuktikan bahwa masa lalu akan selalu berhubungan dengan masa depan pihak yang berkaitan.
***
Buku ini adalah karya pertama Kak Tere Liye yang saya baca. Untungnya, buku ini ada di perpustakaan sekolah, jadilah saya meminjam buku ini. Pertama kalinya baca karangan Tere Liye dan suka dengan ceritanya, walau bagi saya, seorang murid SMP, ini sedikit berat bagi saya. Rekor baru juga bagi saya menghabiskan buku setebal ini dalam waktu kurang lebih 3 hari. Mungkin juga alasan mengapa saya menyelesaikan buku ini begitu cepat karena batas peminjaman waktu saya yang hanya seminggu.
Buku ini mengaitkan masa lalu dengan masa depan dan juga menggunakan alur maju mundur sehingga akhiran dari setiap bab akan membuat pembaca ketagihan mengumpulkan kepingan puzzle di dalamnya. Selain itu, buku ini juga memasukkan unsur Islami yang cukup kental apalagi dengan kebudayaan keluarga Bujang yang sekarang. Jadi, buku ini cocok untuk mengenalkan budaya Islam kepada sesamanya. Tenang saja, unsur yang dimasukkan tidak rasis kok.
Selain itu, penggambaran aksi perkelahian juga dikemas dengan baik, seakan-akan saya bisa membayangkannya secara jelas. Dengan menggunakan latar keluarga a la mafia, buku ini berhasil dikemas dengan baik. Maklum, saya baru pertama kali membaca buku a la- a la seperti ini. Sekaligus bergenre thriller, paling mentok saya membaca thriller teenlit.
Di akhir buku ini, Tere Liye akhirnya mengumbarkan alasan mengapa novel ini diberi judul 'Pulang'. Selama babnya berkembang, ceritanya juga tidak dapat ditebak dan bisa saja orang yang sepihak dengan kita akhirnya berbalik arah dan bersekutu dengan musuh. Selain itu, alasan mengapa ada beberapa tokoh di masa lalu Bujang dimasukkan di dalam novelnya berkaitan dengan akhiran dari cerita ini sehingga pembaca tidak bisa untuk menahan rasa penasarannya.
Sayangnya, buku ini lebih cocok untuk dibaca orang dewasa dan lebih bijaksana. Bukan karena ada konten yang tidak sesuai dengan anak di bawah delapan belas tahun, tetapi adanya penggunaan bahasa ekonomi (di dalam buku ini mengusung tema black economy) sehingga kita terkadang harus membaca ulang kembali kalimatnya agar mengerti atau mungkin hal ini terjadi karena penggunaan bahasa ekonomi masih asing di mata dan telinga saya. Jika tidak, mungkin kalian akan berakhir stres sendiri seperti saya.
Secara keseluruhan, buku ini layak dibaca oleh orang banyak terutama para pembaca setia dari seorang Tere Liye.
4.5 stars out of 5 for this book.
Tebal: 404 halaman
Terbit: 16 September 2015 (Cetakan pertama)
Februari 2016 (Cetakan ketiga belas)
Penerbit: Republika
Harga: Rp. 65.000
***
"Aku tahu sekarang, lebih banyak luka di hati bapakku dibanding di tubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati Mamak dibanding di matanya."
Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit.
***
Bujang, seorang pria berumur 35 tahun, bekerja sebagai tukang pukul dan cendekiawan di keluarga Tong. Keluarga yang ditakuti oleh semua penduduk di Sumatera. 20 tahun yang lalu, sebuah kejadian membuat Bujang akhirnya bergabung dengan keluarga Tong. Sekarang, Bujang yang berusia 35 tahun sudah mendapat nama di dunia black economy, istilah yang digunakan untuk dunia ekonomi yang melegalkan bisnis yang sebenarnya ilegal.
Bujang suka mengintimidasi pihak lawannya dengan cara pintarnya walaupun tidak memakai kekerasan. Sejak pindahannya ke keluarga Tong, Bujang diperintahkan untuk menjadi orang pintar dan bukan menjadi tukang pukul, tapi tekadnya untuk belajar menjadi satu akhirnya diperbolehkan walau akhirnya jarang digunakan olehnya untuk melawan pihak oposisinya.
Sampai suatu hari, setelah kepulangannya dari suatu misi, seseorang membuat rencana yang dapat membuat keluarga Tong runtuh. Siapakah orang tersebut? Apa alasannya menghancurkan keluarga Tong? Buku ini membuktikan bahwa masa lalu akan selalu berhubungan dengan masa depan pihak yang berkaitan.
***
Buku ini adalah karya pertama Kak Tere Liye yang saya baca. Untungnya, buku ini ada di perpustakaan sekolah, jadilah saya meminjam buku ini. Pertama kalinya baca karangan Tere Liye dan suka dengan ceritanya, walau bagi saya, seorang murid SMP, ini sedikit berat bagi saya. Rekor baru juga bagi saya menghabiskan buku setebal ini dalam waktu kurang lebih 3 hari. Mungkin juga alasan mengapa saya menyelesaikan buku ini begitu cepat karena batas peminjaman waktu saya yang hanya seminggu.
Buku ini mengaitkan masa lalu dengan masa depan dan juga menggunakan alur maju mundur sehingga akhiran dari setiap bab akan membuat pembaca ketagihan mengumpulkan kepingan puzzle di dalamnya. Selain itu, buku ini juga memasukkan unsur Islami yang cukup kental apalagi dengan kebudayaan keluarga Bujang yang sekarang. Jadi, buku ini cocok untuk mengenalkan budaya Islam kepada sesamanya. Tenang saja, unsur yang dimasukkan tidak rasis kok.
Sumber: pinterest.com |
Selain itu, penggambaran aksi perkelahian juga dikemas dengan baik, seakan-akan saya bisa membayangkannya secara jelas. Dengan menggunakan latar keluarga a la mafia, buku ini berhasil dikemas dengan baik. Maklum, saya baru pertama kali membaca buku a la- a la seperti ini. Sekaligus bergenre thriller, paling mentok saya membaca thriller teenlit.
Di akhir buku ini, Tere Liye akhirnya mengumbarkan alasan mengapa novel ini diberi judul 'Pulang'. Selama babnya berkembang, ceritanya juga tidak dapat ditebak dan bisa saja orang yang sepihak dengan kita akhirnya berbalik arah dan bersekutu dengan musuh. Selain itu, alasan mengapa ada beberapa tokoh di masa lalu Bujang dimasukkan di dalam novelnya berkaitan dengan akhiran dari cerita ini sehingga pembaca tidak bisa untuk menahan rasa penasarannya.
Sumber: kompasiana. com |
Sayangnya, buku ini lebih cocok untuk dibaca orang dewasa dan lebih bijaksana. Bukan karena ada konten yang tidak sesuai dengan anak di bawah delapan belas tahun, tetapi adanya penggunaan bahasa ekonomi (di dalam buku ini mengusung tema black economy) sehingga kita terkadang harus membaca ulang kembali kalimatnya agar mengerti atau mungkin hal ini terjadi karena penggunaan bahasa ekonomi masih asing di mata dan telinga saya. Jika tidak, mungkin kalian akan berakhir stres sendiri seperti saya.
Secara keseluruhan, buku ini layak dibaca oleh orang banyak terutama para pembaca setia dari seorang Tere Liye.
4.5 stars out of 5 for this book.
makasih info nya ^^
ReplyDeletejangan lupa mampir ke website kita juga ya hehe
Zapplerepair Apple dan Smarphone specialist
telp: 087788855868
website: http://indonesia.zapplerepair.com/
TIPS DAN TRICK UNTUK PENGGUNA SMARTPHONE