Review Novel Friend Zone Karya Vanesa Marcella
Penulis: Vanesa Marcella
Tebal: 272 halaman
Terbit: Juli 2016
Penerbit: Bentang Belia
Harga: Rp64.000 (Rp51.200, Bukabuku)
***
Di mata Abel, David adalah cowok sempurna.
Dia ganteng, populer, dan selalu berada di sisi Abel. Tiap David memandangnya, Abel selalu berharap rona merah di pipinya tidak ketahuan oleh David. Apalagi, saat David menyentuhnya, mengacak rambutnya, seolah seluruh partikel di dalam tubuh Abel siap memelesat tinggi menembus langit.
Hanya satu kekurangan David, ia adalah sahabat Abel.
Di mata David, Abel adalah cewek tomboi yang sejak kecil selalu ada di orbit kehidupannya. Ia merasa sangat nyaman bersama Abel. David nggak perlu jaga image di depan cewek itu. Sayangnya, kenyamanan yang berlebihan ini membuatnya nggak peka. Tanpa David sadari, janjinya untuk menjadi sahabat Abel selamanya justru melukai perasaan gadis itu.
***
David dan Abel telah bersahabat sejak mereka kecil. Abel memiliki perasaan lebih pada David, tetapi David hanya menganggap bahwa segala kenyamanan yang ia berikan lazim diberikan kepada teman baiknya. Tak hanya itu, Lunetta sebagai sahabat Abel juga memegang peranan penting sebagai orang yang dianggap spesial oleh David. Kedatangan murid baru juga memperkeruh situasi mereka. Dapatkah Abel mendapatkan kisah cintanya atau ini hanya angan-angan untuk menjaga ikatan persahabatan mereka?
CERITAKU
Aku sudah membaca kisah ini sampai habis di Wattpad sekitar tahun 2015-2016 hingga akhirnya mengikuti perjalanannya dibukukan. Jiwaku yang masih sangat remaja saat itu merasa bahwa aku sangat menyukai bukunya hingga akhirnya menitip temanku untuk membeli buku ini. Buku ini kuselesaikan baca pada 2016, tetapi baru sempat kubuat ulasannya sekarang.
PANDANGANKU
Kisah cinta remaja yang berkonflik akan persahabatan tentunya terasa sangat klise, tetapi jiwaku yang masih remaja sangat menyukai cerita seperti ini. Buku ini beralur maju dengan kisah yang mungkin terkesan mudah ditebak dan akhir cerita yang sangat berbeda dengan yang disajikan dalam Wattpad. Akan tetapi, yang membedakan kisah satu akan yang lain adalah kemampuan sang penulis untuk mencapai resolusi dengan halus dan tak terasa terpaksakan.
Buku ini terasa sangat halus dalam penggambaran situasi yang ingin dibangun agar dapat dinikmati pembaca dan juga untuk mengakhiri kisahnya. Setelah membaca kisah ini dua kali dengan akhir cerita yang berbeda, sejujurnya terasa ada aspek yang dihilangkan ketika akhirnya dibukukan. Hal tersebut adalah akhir cerita yang terasa dipaksakan untuk akhirnya mengikuti pasar yang saat itu sedang berkembang. Meskipun demikian, jika kita membaca buku ini pertama kalinya, hal tersebut terasa cocok untuk akhirannya karena itulah akhir yang biasanya diharapkan pembaca milenial.
Pemilihan font yang tak biasa serta penataan menambah nilai estetika dari buku ini. Buku ini terasa sangat remaja sekali dengan judulnya dan juga kavernya yang terlihat minimalis, tetapi penuh dengan estetika, khas remaja sekarang. Mahkota bunga yang berwarna memberi arti tersendiri dalam penyampaian kisah ini dan tak menghilangkan nostalgia untuk mereka yang sudah mengikuti kisahnya sejak pertama kali dalam Wattpad.
Secara keseluruhan, buku ini ditulis dengan baik untuk penulis yang saat itu masih berusia 14-15 tahun dan tak terlihat sebagai kisah cinta yang terlalu berlebihan untuk remaja milenial. Bahkan, buku ini termasuk buku remaja yang mampu kisah lucu dan receh tanpa ada kesan paksaan. Buku ini cocok dibaca untuk remaja yang mencari kisah ringan dan relatable.
Rating (out of 5): 💐💐💐💐
Comments
Post a Comment