Film Review [#Teman Tapi Menikah 2]
Ayu (Mawar De Jongh) dan Ditto (Adipati Dolken) akhirnya menikah setelah menyadari perasaan satu sama lain. Kecanggungan pun terjadi ketika status mereka berubah dan bagaimana keinginan mereka harus ditunda ketika pasangan yang baru menikah ini mendapat kenyataan bahwa Ayu tengah hamil. Bagaimanakah tingkah laku mereka dalam menghadapi hal ini? Apakah mereka sudah siap menjadi orangtua? (Trailer Youtube)
CERITAKU
Aku sudah mengikuti dimensi #TTM sejak film pertamanya muncul, tetapi hanya sekadar menjadi penikmatnya dalam bentuk film. Ketika melihat bahwa #TTM2 akan segera ditayangkan, rasanya aku sangat antusias dalam menyambutnya, apalagi dengan konflik yang berbeda dari semua film yang telah kutonton. Aku sempat kaget dengan pergantian pemain utama, tetapi setelah selesai menontonnya, aku akhirnya mengerti alasan pergantian ini.
Menontonnya di hari ketiga penanyangan setelah membujuk teman berbuahkan hasil dan aku merasa sangat bahagia bisa menonton film ini.
PANDANGANKU
Film #Teman Tapi Menikah2 bisa dibilang digarap lebih baik dibanding pendahulunya yang telah ditayangkan tahun 2018 lalu. Baik dari segi pengambilan gambar, penataan ruang, hingga suasana yang dibangun dari seluruh aktor yang terlibat. Blocking yang apik dan teratur menambah kenyamananku dalam menonton film ini. Penyuntingan dengan transisi halus di awal membantu dalam memberi kesan yang mendalam akan film ini.
Alur yang diambil dari film ini masih mengikuti kisah nyata Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion dalam buku #Teman Tapi Menikah 2, yang belum kubaca, tetapi setelah menyelesaikan kedua film ini aku bertekad untuk membaca keduanya secepat mungkin. Alur tentang lika-liku pernikahan antarsahabat menjadi daya tarik dari film ini.
Banyak yang beranggapan bahwa menikahi sahabat adalah hal yang menguntungkan. Namun, mereka harus menonton film ini untuk akhirnya dapat mengerti bahwa semua hal ini tak semudah itu, apalagi jika sudah menyangkut hubungan antara dua keluarga dan kematangan dari pasangan yang sudah menikah untuk memiliki anak atau tidak.
Rasanya seperti menarik napas baru ketika memulai dan mengakhiri film ini. Topik yang beda dari semua film yang telah kutonton membuatku tak menyesal menonton film ini di hari Sabtu. Pemilihan aktor yang sesuai membuat 100 menit tak terasa berlalu begitu cepat. Mawar yang memainkan tokoh Ayu terkesan memiliki kemiripan dan penjiwaan akan tokoh Ayu yang tomboi bisa terasa kentara dan meyakinkan penonton bahwa mereka sedang menonton Ayu yang sebenarnya. Adipati sebagai Ditto masih menjadi dirinya sendiri dan bahkan dipoles setelah menjadi film keduanya dalam dwilogi ini.
Pergantian pemain yang membuatku sempat terkejut akhirnya membuahkan hasil bahwa aku lebih menyukai film ini dibandingkan pendahulunya. Pemolesan dari segala aspek memberikan kesan bahwa karya ini telah dibuat secara matang. Lagu dari Dengarkan Dia (mereka berdua) juga menambah rasa personal yang kurasakan untuk kisah mereka berdua dan Teman Sampai Surga memberi kesan dalam menutup film ini.
Jika kalian berpikir bahwa trailer sudah cukup menjelaskan konflik yang mereka hadapi, kalian salah besar. Aku sejujurnya kaget melihat konflik yang mereka alami dan bagaimana sang editor dari buku #TTM2 mengatakan bahwa konflik yang ditunjukkan dari film ini benar adanya. Rasanya aku seperti mendapat pelajaran bahwa sesuatu yang tampak belum tentu menjadi hal yang sesungguhnya terlihat.
Film ini cocok untuk ditonton mereka yang sudah berusia remaja ke atas karena aku merasa bahwa film ini bisa memberi edukasi akan makna pernikahan dan menyangkal semua stereotip antara teman yang menikah.
Rating (out of 5): 👶👶👶👶👶
Comments
Post a Comment