Review Novel Habibie & Ainun Karya Bacharuddin Jusuf Habibie
Penulis: Bacharuddin Jusuf Habibie
Tebal: xxi + 323 halaman
Terbit: 30 November 2010 (cetakan pertama)
April 2012 (cetakan ketiga)
Penerbit: PT. THC Mandiri
Harga: Rp80.000
***
Buku Habibie & Ainun ditulis oleh mendiang Eyang Habibie untuk mengenang kisah beliau selepas kepergian Eyang Ainun pada 22 Mei 2010. Buku ini dibagi menjadi 37 bab yang fokus membahas highlight kehidupan mendiang Eyang Habibie dan mendiang Eyang Ainun.
CERITAKU
Kisah cinta Eyang Habibie dan Eyang Ainun telah diketahui oleh sebagian besar orang Indonesia. Sebagai anak yang lahir di masa Reformasi, saya sejujurnya baru mengetahui sosok beliau ketika film Habibie dan Ainun ditayangkan pada tahun 2012. Butuh waktu lima tahun untuk akhirnya bisa mengetahui kisah dua sosok yang menjadi inspirasi banyak masyarakat Indonesia melalui buku ini. Sosokku yang saat itu berusia lima belas tahun pada 2017 membeli buku ini dan baru bisa membaca dan selelsai membacanya pada tahun 2020.
PANDANGANKU
Siapa masyarakat Indonesia yang tidak mengenal kisah cinta Presiden ke-3 Indonesia? Terlebih ketika film Habibie dan Ainun (2012), Habibie dan Ainun 2 (2016), dan Habibie dan Ainun 3 (2019) dirilis, sebagian besar penikmat film mendatangi bioskop untuk menonton kisah mendiang Eyang Habibie dan mendiang Eyang Ainun. Film 2012 yang didasari pada kisah yang ditulis sendiri oleh Eyang Habibie dinantikan begitu buku ini dirilis pada November 2010. Aku mengingat sebersit memori tentang banyaknya liputan saat buku ini akhirnya diterbitkan.
Buku dengan judul yang sangat simpel ini sangat menggugah ketika mencapai pertengahan. Sejujurnya aku sudah pernah mencoba membaca buku ini sebelumnya, tetapi berhenti di tengah jalan karena aku tak ingat aku sudah di kisah mana. Maka dari itu aku mengulang kembali beberapa bagian dan benar-benar meresapi buku ini. Barulah aku mengerti mengapa buku ini sangat menggugah minat untuk dibaca. Buku ini sangat deskriptif dan membuat aku mengagumi sosok mendiang Eyang Habibie tentang ingatannya yang terjadi bahkan puluhan tahun lalu dan ditulis dengan kronologi yang rapi.
Tidak hanya berasal dari hati mendiang Eyang Habibie, beliau juga menyisipkan perspektif dari mendiang Eyang Ainun yang ditulis dalam catatan Eyang Ainun. Terasa bahwa buku ini adalah bentuk kasih sayang mendiang Eyang Habibie terhadap kepergian Eyang Ainun. Mendiang Eyang Habibie mampu menulis kisah yang beliau kerahkan untuk menjadi sedetail mungkin dan sebisa mungkin merangkul kedua belah pihak yang menjadi tokoh utama.
Kaver simpel yang menggambarkan kebahagiaan mendiang Eyang Habibie dan mendiang Eyang Ainun mampu mendeskripsikan juga perasaan mendiang Eyang Habibie terhadap mendiang Eyang Ainun. Yang sangat disayangkan adalah bentuk penulisannya yang mungkin terlihat kurang rapi untuk beberapa pihak, tetapi hal ini bisa ditutupi dengan apresiasi yang sangat tinggi terhadap kemauan mendiang Eyang Habibie untuk menceritakan kisah cintanya kepada khalayak luas dan juga bentuk terapi pribadi setelah kepergian Eyang Ainun.
Secara keseluruhan, buku ini dapat dibaca oleh seluruh umur dan juga memberikan dorongan untuk menjadi tokoh yang berhasil baik dalam karier maupun kisah kasihnya.
Selamat jalan, Eyang Habibie dan Eyang Ainun. Terima kasih telah memberitakan kepada dunia bahwa cinta sejati ada.
Rating (out of 5): 🛩🛩🛩🛩
Comments
Post a Comment